085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di binjai kota kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul
kota Binjai di masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di
antara Sungai Mencirim di sebelah timur dan Sungai Bingai di sebelah barat,
terletak di antara dua kerajaan Melayu yaitu Kesultanan Deli dan Kerajaan
Langkat.Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang
diperkirakan mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan
atau yang diriwayatkan dalam berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota
Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di pinggir Sungai
Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat dalam
rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang pohon Binjai
(Mangifera caesia) yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di
pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke Sungai Wampu, sungai yang cukup besar
dan dapat dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun
beberapa rumah yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya
berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang
yang datang dari Stabat, Tanjung Pura dan juga dari Selat Malaka. Kemudian nama
pohon Binjai itulah yang akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon
Binjai ini adalah sebangsa pohon embacang dan istilahnya berasal dari bahasa Karo.
Dalam versi lain yang merujuk dari beberapa referensi,
asal-muasal kata "Binjai" merupakan kata baku dari istilah
"Binjéi" yang merupakan makna dari kata "ben" dan
"i-jéi" yang dalam bahasa Karo artinya "bermalam di sini".
Pengertian ini dipercaya oleh masyarakat asli kota Binjai, khususnya etnis Karo
merupakan cikal-bakal kota Binjai pada masa kini. Hal ini berdasarkan fakta
sejarah, bahwa pada masa dahulu kala, kota Binjai merupakan perkampungan yang
berada di jalur yang digunakan oleh "Perlanja Sira" yang dalam
istilah Karo merupakan pedagang yang membawa barang dagangan dari dataran
tinggi Karo dan menukarnya (barter) dengan pedagang garam di daerah pesisir
Langkat. Perjalanan yang ditempuh Perlanja Sira ini hanya dengan berjalan kaki
menembus hutan belantara menyusuri jalur tepi sungai dari dataran tinggi Karo
ke pesisir Langkat dan tidak dapat ditempuh dalam waktu satu atau dua hari,
sehingga selalu bermalam di tempat yang sama, begitu juga sebaliknya, kembali
dari dataran rendah Karo yaitu pesisir Langkat, Para perlanja sira ini kembali
bermalam di tempat yang sama pula, selanjutnya seiring waktu menjadi sebuah
perkampungan yang mereka namai dengan "Kuta Benjéi".
Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU
dan 98°27'03" - 98°39'32" BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di
atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai hanya berjarak 8 km dari Medan bila
dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah yang dipisahkan oleh Kabupaten
Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang panjangnya 22 km, 9 km pertama
berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai Km 17 berada dalam wilayah
Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.
Lokasi Sumatera Utara Kota Binjai.svg
Ada 2 sungai yang membelah Kota Binjai yaitu Sungai Bingai
dan Mencirim yang menyuplai kebutuhan sumber air bersih bagi PDAM Tirta Sari
Binjai untuk kemudian disalurkan untuk kebutuhan penduduk kota. Namun di
pinggiran kota, masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka
kepada air sumur yang memang masih layak dikonsumsi.
Wali kota Binjai yang sekarang adalah H.M.Idaham SH MSi dan
Wakil wali kota Timbas Tarigan Amd yang dilantik pada tanggal 13 Agustus 2010
untuk masa jabatan 2010-2015. Wali kota berkantor di Balai Kota yang beralamat
di Jalan Jenderal Sudirman No. 6, Binjai.Kota Binjai sebelumnya merupakan
tempat bermarkas Kepolisian Resort Langkat yang mengurusi urusan kepolisian
Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Pada tahun 2001, Polres Langkat kemudian
dipindahkan bermarkas di Stabat, ibukota Kabupaten Langkat. Sedangkan untuk
Kota Binjai dibentuk Kepolisian Resort Kota Binjai (Polresta Binjai).Tepat di
depan kantor wali kota, terdapat Lapangan Merdeka dan Pendopo Umar Baki di
Jalan Veteran. Lapangan Merdeka merupakan alun-alun warga Kota Binjai sedangkan
Pendopo Umar Baki adalah gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara
resmi maupun tidak resmi.
DemografiKota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni oleh
suku Jawa, suku Karo, suku Tionghoa dan suku Melayu. Kemajemukan etnis ini
menjadikan Binjai kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota
Binjai sampai pada April 2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk
2.506 jiwa/km persegi. Tenaga kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga
penduduk Binjai yang bekerja di Medan karena transportasi dan jarak yang
relatif dekat.
Perayaan Imlek di Vihara Setia Buddha, Binjai
Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat
pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan
perindustrian dipusatkan di daerah Binjai Utara, sedangkan di sebelah timur dan
selatan adalah daerah konsentrasi pertanian. Daerah pengembangan peternakan
dipusatkan di kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai
Utara direncanakan di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai
juga adalah penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan eksplorasi
minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hilir, Kecamatan Binjai Utara.
Data tahun 1999 menunjukkan bahwa 29% dari total kegiatan
perekonomian di Kotamadya Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa.
Sedangkan sektor industri menyumbang nilai 23% dari total kegiatan perekonomian
tadi. Pendapatan per kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang
angka ini masih berada di bawah rata-rata pendapatan per kapita provinsi
Sumatera Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap
sebesar 5,68 persen pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup
baik jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.
Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam
pembentukan total PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan
dan Sektor Jasa - jasa
Bidang perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah
perkebunan rambutan yang mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton
per tahun.[4] Sayangnya, kapasitas sebesar ini tidak dibarengi dengan
modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi komoditi unggulan yang
bernilai plus dibandingkan dengan hanya menjual buah rambutan itu sendiri,
misalnya industri pengalengan rambutan dengan jalur pemasaran yang komplit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar