085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di sawaluntho kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Cikal bakal dijadikannya Sawahlunto sebagai kota terkait
dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa geolog asal Belanda ke pedalaman
Minangkabau (saat itu dikenal sebagai Dataran Tinggi Padang), sebagaimana yang
ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda. Penelitian pertama dilakukan
oleh Ir. C. De Groot van Embden pada tahun 1858, kemudian dilanjutkan oleh Ir.
Willem Hendrik de Greve pada tahun 1867. Dalam penelitian De Greve, diketahui
bahwa terdapat 200 juta ton batu bara yang terkandung di sekitar aliran Batang
Ombilin, salah satu sungai yang ada di Sawahlunto.[4] Sejak penelitian tersebut
diumumkan ke Batavia pada tahun 1870, pemerintah Hindia-Belanda mulai
merencanakan pembangunan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan eksploitasi
batu bara di Sawahlunto. Selanjutnya Sawahlunto juga dijadikan sebagai kota
pada tahun 1888, tepatnya pada tanggal 1 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai
Hari Jadi Kota Sawahlunto.
Kota ini mulai memproduksi batu bara sejak tahun 1892.[5]
Seiring dengan itu, kota ini mulai menjadi kawasan pemukiman pekerja tambang,
dan terus berkembang menjadi sebuah kota kecil dengan penduduk yang intinya
adalah pegawai dan pekerja tambang. Sampai tahun 1898, usaha tambang di
Sawahlunto masih mengandalkan narapaidana yang dipaksa bekerja untuk menambang
dan dibayar dengan harga murah. Pada tahun 1889, pemerintah Hindia-Belanda
mulai membangun jalur kereta api menuju Kota Padang untuk memudahkan
pengangkutan batu bara keluar dari Kota Sawahlunto. Jalur kereta api tersebut
mencapai Kota Sawahlunto pada tahun 1894, sehingga sejak angkutan kereta api
mulai dioperasikan produksi batu bara di kota ini terus mengalami peningkatan
hingga mencapai ratusan ribu ton per tahun.
GeografiBentang alam kota Sawahlunto memiliki ketinggian
yang sangat bervariasi, yaitu antara 250 meter sampai 650 meter di atas
permukaan laut. Bagian utara kota ini memiliki topografi yang relatif datar
meski berada pada sebuah lembah, terutama daerah yang dilalui oleh Batang
Lunto, dimana di sekitar sungai inilah dibentuknya pemukiman dan
fasilitas-fasilitas umum yang didirikan sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Sementara itu bagian timur dan selatan kota ini relatif curam dengan kemiringan
lebih dari 40%.
Kota Sawahlunto terletak di daerah dataran tinggi yang
merupakan bagian dari Bukit Barisan dan memiliki luas 273,45 km². Dari luas
tersebut, lebih dari 26,5% atau sekitar 72,47 km² merupakan kawasan perbukitan
yang ditutupi hutan lindung. Penggunaan tanah yang dominan di kota ini adalah
perkebunan sekitar 34%, dan danau yang terbentuk dari bekas galian tambang batu
bara sekitar 0,2%.
Seperti daerah lainnya di Sumatera Barat, kota Sawahlunto
mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu minimun 22,5 °C dan maksimum 27,5
°C. Sepanjang tahun terdapat dua musim, yaitu musim hujan dari bulan November
sampai Juni dan musim kemarau dari bulan Juli sampai Oktober. Tingkat curah
hujan kota Sawahlunto mencapai rata-rata 1.071,6 mm per tahun dengan curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember.[6]
Kependudukan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kependudukan kota
Sawahlunto
Masjid Agung Nurul Islam yang merupakan salah satu bangunan
peninggalan Belanda di Sawahlunto
Jumlah penduduk kota Sawahlunto mengalami penurunan yang
sangat tajam sejak merosotnya produksi batu bara di kota ini pada tahun 1940,
dari 43.576 orang pada tahun 1930 menjadi 13.561 orang pada tahun 1980.
Kemudian secara perlahan, jumlah penduduk kota ini meningkat pada tahun 1990,
sejalan dengan kembali pulihnya produksi batu bara sejak tahun 1980.
Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota Sawahlunto
diperluas dari hanya 7,78 km² menjadi 273,45 km² dan membawa konsekuensi jumlah
penduduknya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah penduduk kota
Sawahlunto mencapai 55.090 orang. Namun pada tahun 2000, jumlah penduduk kota
Sawahlunto menurun menjadi 50.668 orang, artinya selama lima tahun telah
terjadi penurunan sekitar 8%. Hal ini disebabkan oleh sebagian perumahan
pegawai PT Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin dipindahkan ke luar daerah kota
Sawahlunto. Sehingga dari segi ini tampak kaitannya antara usaha pertambangan
batu bara dengan jumlah penduduk kota Sawahlunto.
Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan jumlah penduduk kota
Sawahlunto mengalami peningkatan, dari sebelumnya 54.310 orang pada tahun 2008
menjadi 56.812 orang. Kecamatan Talawi merupakan kecamatan dengan penduduk
terbanyak, yaitu 17.676 orang atau sekitar 31,11% dari jumlah penduduk kota
Sawahlunto. Kepadatan penduduk kota Sawahlunto pada tahun 2010 adalah 238 orang
per km², dimana kecamatan Lembah Segar adalah kecamatan yang paling tinggi
tingkat kepadatan penduduknya yaitu 431 orang per km². Sedangkan rasio jenis
kelamin penduduk kota Sawahlunto adalah 98, yang artinya jumlah penduduk
laki-laki 2% lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar