085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di dairi kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Pemerintahan di Dairi telah ada jauh sebelum kedatangan
penjajahan Belanda. Walaupun saat itu belum dikenal sebutan Wilayah/Daerah
Otonomi, tetapi kehadiran sebuah pemerintahan pada zaman tersebut dapat
dirasakan oleh masyarakat dengan adanya pengakuan terhadap Raja-raja Adat.
Pemerintahan masa itu dikendalikan oleh Raja Ekuten/Takal Aur/Kampung/Suak dan
Pertaki sebagai raja-raja adat merangkap sebagai Kepala Pemerintahan Raja
Ekuten, sebagai pemimpin satu wilayah (suak) atau yang terdiri dari beberapa
suku/kuta/kampong Raja Ekuten disebut juga Takal Aur, yang merupakan Kepala
Negeri.Pertaki, sebagai pemimpin satu Kampung, setingkat dibawah Raja Ekuten.
Sulang Silima,
sebagai pembantu pertaki pada setiap kuta (Kampung), yang terdiri dari : 1)
Perisang-isang; 2) Perekur-ekur; 3) Pertulan tengah; 4) Perpunca ndiadep; 5)
Perbetekken.
Menurut berbagai literatur sejarah bahwa wilayah Dairi
sangat luas dan pernah jaya dimasa lalu. Sesuai dengan Struktur Organisasi
Pemerintahan tersebut di atas, maka wilayah Dairi dibagi atas 5 (lima) wilayah
(suak/aur) yaitu :
Suak/Aur SIMSIM,
meliputi wilayah : Salak, Kerajaan, Siempat Rube, Sitellu Tali Urang Jehe,
Sitellu Tali Urang Julu dan Manik.Suak/Aur PEGAGAN dan Kampung Karo, meliputi
wilayah : Silalahi, Paropo, Tongging, Pegagan Jehe dan Tanah Pinem Suak/Aur
KEPPAS, meliputi wilayah : Sitellu Nempu, Silima Pungga-Pungga, Lae Luhung dan
Parbuluan.
Suak/Aur BOANG,
meliputi wilayah : Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Belenggen,
Gelombang Runding dan Singkil (saat ini Wilayah Aceh)
Suak/Aur KLASEN,
meliputi wilayah : Sienem koden, Manduamas dan BarusPada masa perjuangan
melawan penjajahan Belanda, sejarah mencatat bahwa Raja Sisisngamangaraja XII
semasa hidupnya cukup lama berjuang di Daerah Dairi, karena wilayah Bakkara dan
wilayah Toba pada umumnya telah dibakar habis dan dikuasai oleh Belanda.
Kondisi tersebut tidak memungkinkan lagi untuk bertahan dan meneruskan
perjuangannya, sehingga beliau hijrah ke Dairi, beliau wafat pada tanggal 17
Juni 1907 di Ambalo Sienem Koden yang ditembak atas perintah komandan Batalion
Marsuse Belanda, Kapten Cristofel.
Pada masa penjajahan Belanda yang terkenal dengan politik
Devide Et Impera, maka nilai-nilai, pola dan struktur Pemerintahan di Dairi
mengalami perubahan yang sangat cepat dengan mengacu pada system dan pembagian
wilayah Kerajaan Belanda, maka Dairi saat ini ditetapkan pada suatu Onder
Afdeling yang dipimpin seorang Cotroleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh
seorang Demang dari penduduk Pribumi/Bumi Putra. Kedua pejabat tersebut dinamai
Controleur Der Dairi Landen dan Demang Der Dairi Landen.Pemerintah Dairi landen
adalah sebagian dari wilayah Pemerintahan Afdeling Batak Landen yang dipimpin
Asisten Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Sistem ini berlaku
sejak dimulainya perjuangan pahlawan Raja Sisingamangaraja XII dan berlaku juga
sampai penyerahan Belanda atas penduduk Nippon (Jepang) pada tahun 1942.
Selama penjajahan Belanda inilah Daerah Dairi mengalami
sangat banyak penyusutan wilayah, karena politik penjajahan kolonial Belanda
yang membatasi serta menutup hubungan dengan wilayah-wilayah Dairi lainnya
yaitu :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar