085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di palalawan kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Kabupaten Batanghari yang bersemboyan “Serentak Bak Regam”
ternyata memiliki usia yang lebih tua daripada Provinsi Jambi yang
bersemboyankan “Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”, hal yang cukup unik, namun
memang demikian adanya. Provinsi Jambi dibentuk pada tahun 1957 dengan
Undang-undang Darurat No 19 Tahun 1957 bersamaan dengan pembentukan Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Sedangkan Kabupaten Batanghari dibentuk pada
1 Desember 1948 melalui Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi No
81/Kom/U tanggal 30 Nopember 1948 dengan pusat pemerintahan di Jambi (sekarang
Kota Jambi).Pada masa pemerintahan bupati pertama yakni Bupati Nurdin (1950-1952)
kawasan Batanghari masih belum memiliki otonomi dan kedudukan pusat
pemerintahan daerah secara pasti. Demikian pula saat kepemimpinan M Djamin
Datuk Bagindo (1952-1953) memegang tampuk kepemimpinan dilanjutkan Abdul Manap
selaku bupati ketiga (1953-1954). Walaupun demikian bukan berarti pembangunan
di kawasan ini belum berjalan. Secara perlahan tapi pasti ketiga bupati
tersebut merupakan cikal bakal pemimpin-pemimpin kawasan daerah Batanghari
dalam hal memperbaiki mekanisme pemerintahan daerah serta mewujudkan berbagai
aspek pembangunan yang mulai dirintis sebagaiLangkah awal menuju pembangunan
berikutnya.
Memasuki kepemimpinan Maddolangeng sebagai bupati keempat
(1954-1956), kawasan Batanghari baru terbentuk sebagai Daerah Kabupaten Tingkat
II pada tahun 1956 berdasarkan UU Nomor 12 tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Sumatera Tengah, dan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1956. Kemudian kepemimpinan dilanjutkan oleh
Bupati R Sunarto (1956-1957) dalam gemuruh dan derap pembangunan yang mulai
melangkah setapak demi setapak di kawasan agraris tersebut.
Setelah terbentuknya Provinsi Jambi, Kabupaten Batanghari
dikukuhkan sebagai bagian dari Provinsi Jambi dengan UU Nomor 81 tahun 1958
atau tepatnya pada masa Bupati Ali Sudin (1957-1958). Kegiatan pusat
pemerintahan mengalami perpindahan, dikarenakan terjadinya perpindahan pusat
administrasi yang menjadikan Kota Jambi sebagai pusat pemerintahan provinsi.
Memasuki masa kepemimpinan Bupati H Bakri Sulaiman (1958-1966) terjadi berbagai
perubahan otoritas pemerintahan. Pada tahun 1963, pusat administrasi Pemerintah
Daerah dipindahkan ke Kenali Asam (10 km dari Kota Jambi).
Dan pada tahun 1965 berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun
1965, Batanghari dimekarkan menjadi 2 (dua) Daerah Tingkat II yaitu Kabupaten
Batanghari yang beribukota Kenali Asam dan Kabupaten Tanjung Jabung dengan
ibukota Kuala Tungkal. Ketika kepemimpinan dipegang oleh Rd Suhur (1968-1979)
yang menggantikan Drs HZ Muchtar SM (1966-1968) secara perlahan kawasan ini
terus membangun, berbenah diri mengaktualisasikan keberadaannya sebagai kawasan
yang memiliki peranan dan fungsi penting dalam Provinsi Jambi. Kenali Asam
sebagai ibukota dirasakan kurang dapat menampung perkembangan dan lain sebagainya,
maka Pemerintah Derah Tingkat II Kabupaten Batanghari bersepakat mengusulkan
pemindahan ibukota kabupaten ke Pijoan (24 Km dari kota Jambi).
Hal ini oleh pemerintah daerah sekaligus dibarengi dengan
persiapan-persiapan antara lain membangun gedung perkantoran. Status pusat
otonomi yang masih mengambang antara Kenali Asam dan Pijoan menimbulkan
kesepakatan baru yaitu memilih, memindahkan dan menetapkan Muara Bulian yang
berjarak 63 km dari Kota Jambi sebagai pusat administratif Kabupaten Batanghari
dan disahkan dengan UU Nomor 12 tahun 1979 yang diresmikan oleh Menteri Dalam
Negeri, AmirMachmud tanggal 21 Juli 1979 di Muara Bulian. Dengan demikian sejak
saat itu Kota Muara Bulian resmi menjadi ibukota Kabupaten Batanghari sampai
saat ini. Perkembangan selanjutnya saat Kabupaten Batanghari dipimpin HM Saman
Chatib SH (1991-2001) yang menggantikan pendahulunya H Hasip Kalimudin Syam
(1981-1991) sejalan dengan era reformasi dan tuntutan otonomi daerah, kabupaten
yang dibelah aliran Sungai Batanghari ini dimekarkan lagi menjadi Kabupaten
Batanghari dengan ibukota Muara Bulian dan Kabupaten Muarojambi yang
beribukotakan Sengeti berdasarkan UU Nomor 54 tahun 1999. Kendati secara
historis belum diketahui secara pasti, namun secara formal tanggal 1 Desember 1948
ditetapkan sebagai Hari Jadi Batanghari sesuai Perda Nomor 20 tahun 1993
meskipun dalam beberapa tahun sebelumnya hari jadinya dirayakan setiap tanggal
28 Maret sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 5 tahun 1978.
Bumi Serentak Bak Regam sampai dengan usianya yang menginjak
58 tahun tercatat sudah 15 orang yang pernah memimpin daerah ini. Pada tahun
2001-2006, Kabupaten Batanghari dipimpin oleh H Abdul Fattah SH dengan Wakil
Bupati Ir Syahirsah SY. Untuk bupati pertama yang langsung dipilih oleh rakyat
pada Pemilukada Batanghari tahun 2005, pasangan yang memenangkan pertarungan
yaitu Ir Syahirsah SY sebagai Bupati dan H Ardian Faisal SE Msi sebagai wakil
Bupati. Setelah ditetapkan KPUD Batanghari sebagai pemenang pasangan ini
memimpin Batanghari priode 2006-2011.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar