085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di tanah datar kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Balai adat melambangkan tempat mufakat, tempat melahirkan
filsafat alam pikiran khas masyarakat Tanah Datar yang dikenal dengan sistem
demokrasi menurut alur dan patut, sebagai lambang konsekuensi dalam
melaksanakan demokrasi.
Atap balai adat yang melengkung bagai tanduk kerbau
meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas Tanah Datar yang
melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat dan bercita-cita
luhur untuk kebahagiaan bersama
Atap balai adat dengan lima gonjong, satu gonjong pada
bagian depan dan empat gonjong pada bahagian samping yang melengkung bagai
tanduk kerbau meruncing menjulang ke atas merupakan gaya seni bangunan khas
Tanah Datar yang melambangkan sifat masyarakat yang dinamis, bekerja berbuat
dan bercita-cita luhur untuk kebahagiaan bersama. Masjid bertingkat, berkubah,
bergonjong dan lurus ke atas melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah
Datar adalah Islam, dalam membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.
Mesjid bergonjong dan berkubah
Masjid bertingkat, berkubah, bergonjong, dan lurus ke atas
melambangkan agama mayoritas masyarakat Tanah Datar adalah Islam, dalam
membentuk jiwa yang suci dan berbudi luhur.
Padi dan kapasPadi dan kapas melambangkan cita-cita
masyarakat Tanah Datar menuju kehidupan adil dan makmur yang diridhoi Allah
SWT.
Keris pusakaKeris pusaka melambangkan kesatuan jiwa patriot
masyarakat Tanah Datar yang mencintai kerukunan kedamaian dan senantiasa
memelihara harga dirinya.
Pengertian warnaPengertian dari warna yang ada pada lambang,
Putih berarti suci
terdapat pada kubah masjid, huruf balok bertuliskan Tanah Datar, kapas, pita
tempat moto, dan warna pinggir luar dari perisai. Kuning berarti kebesaran jiwa masyarakat.
Terdapat pada dasar perisai. Warna ini merupakan warna khas Tanah Datar Luhak
Nan Tuo. Kuning emas berarti keagungan,
terdapat pada dinding balai adat, kaki balai adat, padi, dan keris. Hitam berarti tahan uji, terdapat pada atap
gonjong, tulisan Tuah Sepakat Alur dan Patut. Hijau berarti kedamaian jiwa,
mengandung harapan masa depan yang lebih baik. Terdapat pada daun kapas dan
warna dasar tulisan Tanah Datar. Merah
berarti keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan. Warna huruf balok tulisan
Tuah Sepakat Alur dan Patut.
Selanjutnya juga terdapat sehelai pita yang bertuliskan
moto/semboyan Tuah Sepakat Alur dan Patut. Maknanya sepakat dalam mengambil
kata mufakat, selalu disandarkan pada alur dan patut. Kepentingan pribadi
dihargai dalam batas selama tidak bertentangan dengan kepentingan bersama yang
berlandaskan alur dan patut. Demikian pula dalam melaksanakan
mufakat/musyawarah selalu kompak dalam arti "Bersatu teguh, bercerai
runtuh", kepentingan pribadi dihargai dalam batas selama tidak
bertentangan dengan kepentingan bersama yang berlandaskan alur dan patut.
Arti falsafah lambang
Pengertian falsafah dari lambang mencerminkan jiwa pikiran
dan kehidupan masyarakat Tanah Datar yang bersendikan adat dan agama, serta
senantiasa menaati hukum, musyawarah mufakat, yang berdasarkan alur dan patut.
"Elok dek awak, katuju dek urang" serta konsekuen melaksanakan hasil
mufakat menuju kebahagiaan hidup bersama yang adil dan makmur dalam wadah
negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
InfrastrukturKabupaten Tanah Datar merupakan daerah
pertanian, hal ini terlihat dari dominasi sektor pertanian dalam perekonomian
wilayah, penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan. Lokasi pertanian
tersebar merata di seluruh wilayah dan produksinya terus meningkat dari tahun
ke tahun. Hal ini membutuhkan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas sektor
pertanian tersebut mulai dari kegiatan produksi, pascapanen dan pemasaran.
Sementara itu kondisi jaringan jalan yang ada belum dapat mendukung sepenuhnya
aktivitas pertanian tersebut, hal ini terlihat dari masih banyaknya ruas jalan
yang lebarnya belum memenuhi syarat, kondisi permukaan jalan yang rusak dan
masih banyak ruas jalan yang melalui lokasi pertanian belum dapat dilalui
kendaraan roda dua sekalipun, dengan mengatasi penanganan jaringan jalan ini,
maka tentunya aktivitas sektor pertanian akan lebih ekonomis sehingga dengan
sendirinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan sekaligus
akan meningkatkan pengembangan wilayah dari Kabupaten Tanah Datar itu
sendiri[4].
Pada saat ini pembangunan jalan di Kabupaten Tanah Datar
pada dasarnya hanya berupa memperbaiki kualitas jalan, sementara pembukaan
jalan baru dipandang masih belum memungkinkan karena terkendala oleh
keterbatasan dana. Selama tahun 2007 jumlah jembatan di Kabupaten Tanah Datar
sebanyak 238 buah dengan panjang 2.019,60 km. Jumlah jembatan yang paling
banyak terdapat di Kecamatan Tanjung Emas sebanyak 33 buah dengan panjang
383,20 km.
Pendidikan
Untuk data pendidikan tahun 2006/2007, untuk Sekolah Dasar
menunjukkan bahwa di Kabupaten Tanah Datar terdapat 309 SD yang terdiri dari
302 sekolah dasar negeri dan 2 sekolah dasar swasta, dengan jumlah siswa
seluruhnya 43.506 orang, sedangkan madrasah ibtidaiyah 5 sekolah, 2 di
antaranya swasta dengan jumlah siswa seluruhnya 534 orang, dengan demikian
jelas terlihat bahwa jumlah sekolah dan jumlah siswa pada sekolah dasar lebih
banyak jika dibandingkan dengan madrasah ibtidaiyah yang hanya 1.31% dari
sekolah dasar.
Potensi ekonomi Tanah Datar
Kabupaten Tanah Datar adalah daerah agraris, lebih 70%
penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada
sektor lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil atau
agro industri. Masyarakat Tanah Datar juga dikenal gemar menabung dengan total
dana tabungan masyarakat sebesar Rp223 miliar tahun 2004.
Potensi ekonomi Kabupaten Tanah Datar dapat dikategorikan
atas tiga kategori yaitu: Sangat Potensial, Potensial, dan Tidak Potensial.
Untuk sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah ubi
kayu, kubis, karet, tebu, peternakan sapi potong, peternakan kuda, peternakan
kambing potong, budidaya ayam ras pedaging, ayam bukan ras, budidaya itik, dan
budidaya ikan air tawar. Sektor lain yang sangat potensial untuk dikembangkan
adalah industri konstruksi bangunan sipil, pedagang eceran makanan olahan hasil
bumi, usaha warung telekomunikasi, pedagang cenderamata, dan wisata sejarah.
Kabupaten Tanah Datar yang potensial untuk hampir semua sektor pertanian
kecuali cengkih, tembakau, bayam, dan merica. Sedangkan untuk sektor
pertambangan yang potensial dikembangkan adalah galian kapur dan sirtu.
Sektor usaha pertambangan
Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi bahan tambang berupa
batu gamping kristalian yang sekarang dikelola oleh PT Inkalko Agung, dolomit,
granit, sirtukil, tanah liat, batu setengah permata, trass, fosfat, batubara, besi,
emas, belerang, kuarsa, dan slate.
Sektor usaha industri
Industri di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh industri
kecil seperti tenunan pandai sikek yang terdapat di Kecamatan Sepuluh Koto,
kopi bubuk, kerupuk ubi, kerupuk kulit, anyaman lidi, gula aren, gula tebu.
Sektor industri besar berupa peternakan ulat sutera oleh PT Sutera Krida. Pada
tahun 2004 nilai investasi sektor industri kecil di Kabupaten Tanah Datar
mencapai Rp7 miliar dengan nilai produksi sebesar Rp60 miliar.
Sektor usaha pariwisata
Luhak Nan Tuo, nama lain dari Kabupaten Tanah Datar.
Masyarakat Minangkabau meyakini bahwa asal usul orang Minangkabau dari
Kabupaten Tanah Datar, tepatnya dari Dusun Tuo Pariangan, Kecamatan Pariangan.
Banyak bukti yang masih terdapat di Kabupaten Tanah Datar
ini seperti Sawah Satampang Baniah, Lurah Nan Indak Barangin, Galundi Nan
Baselo, dan Kuburan Panjang Datuk Tantejo Gurhano yang dikenal sebagai arsitek
rumah gadang. Kemudian dari Luhak Tanah Datar inilah kemudian orang Minangkabau
berkembang dan berpindah ke daerah lain seperti Luhak 50 kota dan Luhak Agam.
Di Kabupaten Tanah Datar saat ini masih banyak terdapat
peninggalan sejarah adat Minangkabau tersebut, baik berupa benda maupun tatanan
budaya adat Minangkabau. Ikrar “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”
ini disebut juga dengan Sumpah Satie yang juga di Tanah Datar dilahirkan, yaitu
tempatnya di Bukit Marapalam Puncak Pato, Kecamatan Lintau Buo Utara.
Kabupaten Tanah Datar sebagai tempat asal mula suku
Minangkabau banyak sekali memiliki tempat sejarah. Industri wisata di Kabupaten
Tanah Datar ini sangat potensial untuk dikembangkan.
Tempat wisata sejarah yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar
ini antara lain Istana Pagaruyung, Balairuang Sari, Puncak Pato, Prasasti
Adityawarman, Batu Angkek-angkek, Rumah Gadang Balimbing, Kincir Air, Batu
Basurek, Nagari Tuo Pariangan, Fort van der Capellen, Batu Batikam, dan Ustano
Rajo.
Sedangkan untuk wisata alam dan budaya di Kabupaten Tanah
Datar adalah Lembah Anai, Panorama Tabek Pateh, Danau Singkarak Bukit Batu
Patah, dan Ngalau Pangian.
Rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar