085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di solok selatan kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Kabupaten Solok Selatan adalah kabupaten yang terletak di
bagian timur Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini resmi dimekarkan dari
Kabupaten Solok pada tahun 2004 mencakup wilayah seluas 3.346,20 km². Secara
administratif kabupaten ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi di
sebelah selatan dan dikelilingi oleh tiga kabupaten lain di Sumatera Barat dari
barat ke timur: Kabupaten Pesisir Selatan, Solok, dan Dharmasraya. Pusat
pemerintahannya terletak di Padang Aro, sekitar 161 km dari pusat Kota Padang.
Meskipun baru diresmikan pada tahun 2004, bersama dengan
Kabupaten Pasaman Barat dan Dharmasraya, wacana pembentukan kabupaten yang
meliputi sebagian wilayah Solok Selatan saat ini telah ada sejak tahun 1950-an.
Wilayahnya mencakup kaki pegunungan Bukit Barisan di barat dan dataran rendah
yang lebih luas di timur. Pada tahun 2011, Badan Pusat Statistik mencatat
penduduk Kabupaten Solok Selatan berjumlah 147.369 jiwa.[2]
Solok Selatan memiliki sejumlah objek wisata alam, sejarah,
dan budaya. Di kawasan yang dijuluki sebagai Nagari Seribu Rumah Gadang, banyak
ditemukan rumah-rumah gadang berusia ratusan tahun lamanya yang masih
ditinggali oleh penghuninya. Rumah Gadang 21 merupakan rumah gadang dengan 21
ruang. Objek wisata lainnya adalah Danau Bontak, Ngalau Lubuk Malako, beberapa
air terjun, dan sejumlah bangunan peninggalan sejarah lain seperti masjid,
istana, dan monumen.[2]
Saat ini Solok Selatan dihadapkan dengan permasalahan
lingkungan yang kompleks. Praktik penebangan liar di kawasan hutan dan
penambangan emas ilegal di sepanjang aliran Batang Hari dan Batang Sangir
secara besar-besaran masih terus terjadi.[3][4] Di sisi lain, 9 tahun sejak
dimekarkan, dari segi infrastruktur Solok Selatan belum menunjukkan kemajuan
berarti.
Secara topografis, bagian timur kabupaten ini merupakan
kawasan dataran tinggi yang relatif bergelombang mulai dari Lubuk Malako di
Kecamatan Sangir Jujuan ke arah utara sampai ke wilayah Kecamatan Sangir
Batanghari. 69,19% dari wilayah Solok Selatan memiliki kemiringan di atas 40
derajat yang tergolong sangat curam dan rawan terhadap bahaya longsor dan hanya
sekitar 15,02 yang tergolong datar dan landai. Bagian barat merupakan kawasan
lembah di kaki pegunungan yang menempati wilayah yang berbatasan dengan
Kabupaten Pesisir Selatan dan Gunung Kerinci. Bagian utara dan tengah sendiri
didominasi oleh perbukitan.[5]
Secara geologis, Kabupaten Solok Selatan berada pada Patahan
Besar Sumatera, yakni zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia
atau dikenal dengan Sesar Semangka. Dengan laju pergerakan 7 cm/tahun, jika
terjadi pergerakan patahan yang cukup besar, maka akan berpotensi menimbulkan
gempa bumi. Dari sisi vulkanologis, meskipun tidak memiliki gunung berapi,
kabupaten ini terletak di jalur gunung berapi yang masih aktif. Gunung terdekat
berada di luar kabupaten, yakni Gunung Kerinci di selatan. Jika terjadi
aktivitas vulkanik dan seismik di gunung berapi tersebut maka akan berdampak
langsung terhadap aktivitas masyarakat di Kabupaten Solok Selatan.[5]
Iklim dan hidrologi
Kabupaten Solok Selatan secara umum beriklim tropis dengan
temperatur bervariasi antara 20°C hingga 33°C. Curah hujannya cukup tinggi
yaitu 1.600–4.000 mm/tahun dengan kelembaban udara berkisar 80%. Sepanjang
tahun terdapat dua musim, yaitu musim penghujan yang umumnya terjadi selama
periode Januari-Mei dan September-Desember, dan musim kemarau selama periode
Juni-Agustus.[5]
Kabupaten Solok Selatan dilalui oleh 18 aliran sungai. Lima
di antaranya terdapat di Kecamatan Sangir, tiga di Sungai Pagu dan sepuluh
sungai di kecamatan lainnya, masing-masing di antaranya terdapat dua sungai.
Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang cukup,
bersifat permanen, dan memiliki arus yang cukup deras. Dengan bentangan alamnya
yang berbukit-bukit dan dilalui oleh banyak sungai, menjadikan Kabupaten Solok
Selatan rawan terhadap bahaya banjir dan longsor.[5]
Sumber daya alam
Berdasarkan peta geologi terlihat adanya potensi sumber daya
mineral. Sumber daya mineral tersebut antara lain terdiri dari mineral logam
berupa tembaga, emas, dan perak; potensi panas bumi yang ditandai oleh
munculnya mata air panas; dan bahan galian berupa batu gamping, pasir, dan batu
sungai.[5]
Dilihat dari jenis tanahnya, Kabupaten Solok Selatan,
terdiri atas tanah andosol dan litosol. Jenis tanah seperti ini memiliki
tingkat hara yang tinggi dan sangat subur. Oleh karena itu, daerah ini sangat
cocok untuk pengembangan kegiatan pertanian, terutama tanaman holtikultura dan
perkebunan.[5]
SejarahSebelumnya, kabupaten ini merupakan bagian dari
Kabupaten Solok, yang pada masa Hindia-Belanda disebut dengan Afdeeling Solok.
Setelah kemerdekaan, sempat muncul wacana pembentukan sebuah kabupaten yang
meliputi sebagian wilayah Solok Selatan saat ini. Ditandai dengan diadakannya
Konferensi Timbulun pada tahun 1950-an, saat itu digagas rencana pembentukan
sebuah kabupaten dengan nama Kabupaten Sehilir Batang Hari yang memasukan wilayah
Kecamatan Lembah Gumanti, Pantai Cermin, Sungai Pagu, dan Sangir. Namun, baru
setelah otonomi daerah digulirkan, usaha yang mengarah ke sana dapat
terealisasikan.
Bersama 23 kabupaten baru lainnya di Indonesia, Kabupaten
Solok Selatan resmi dimekarkan pada tanggal 7 Januari 2004 dengan disahkannya
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003.[6] Wilayahnya pada masa itu meliputi
Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sangir,
Kecamatan Sangir Jujuan dan Kecamatan Sangir Batanghari. Selanjutnya pada tahun
2007, Kecamatan Sangir Jujuan dimekarkan menjadi Kecamatan Sangir Jujuan dan
Sangir Balai Janggo. Sementara itu, Kecamatan Sungai Pagu dimekarkan pula
menjadi Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Alam Pauh Duo. Hingga akhir tahun 2011,
jumlah kecamatan Kabupaten Solok Selatan tidak mengalami perubahan seperti
halnya pada akhir tahun 2007, yaitu masih tujuh kecamatan. Namun, pada tingkat
nagari dan jorong masih terjadi pemekaran daerah.
Tiga hari setelah diresmikan, atau pada 10 Januari 2004,
Gubernur Sumatera Barat melantik Drs. Aliman Salim sebagai Penjabat Bupati
Solok Selatan. Dalam perjalanan satu tahun Kabupaten Solok Selatan, Gubernur
Sumatera Barat H. Zainal Bakar kembali melantik Marzuki Omar sebagai Penjabat
Bupati Solok Selatan menggantikan Aliman Salim yang sudah habis masa
jabatannya. Pada pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Solok Selatan
pertama, terpilih pasangan Drs. Syafrizal, M.Si. dan Drs. Nurfirmanwansyah yang
dilantik pada 20 Agustus 2005.
DemografiSebagian besar penduduk Kabupaten Solok Selatan
adalah etnis Minangkabau yang wilayah adatnya terbagi dua, yaitu Alam Surambi
Sungai Pagu di bagian barat dan Rantau XII Koto di bagian timur. Masyarakat
adat Alam Surambi Sungai Pagu mendiami Lembah Muara Labuh sepanjang aliran
Batang Suliti dan Batang Bangko, sedangkan masyarakat Rantau XII Koto mendiami
daerah sepanjang aliran Batang Sangir.Di samping dihuni oleh etnis Minangkabau,
Kabupaten Solok Selatan juga dihuni oleh etnis Jawa. Etnis Jawa datang sebagai transmigran
seperti di Nagari Sungai Kunyit dan Dusun Tangah, namun ada juga yang datang
bekerja di sektor perdagangan dan karyawan pabrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar