085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di dumai kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi
Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan
sebagai Kota pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999
dimana status Dumai sebelumnya adalah Kota Administratif. Pada awal pembentukan
wilayah administrasi pemerintahan, Kota Dumai memiliki 3 wilayah kecamatan, 13
kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat
kepadatan 83,85 jiwa/km2.
Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 – 1024’23”
Bujur Timur dan 101023’37” – 101028’13” Lintang Utara dengan batas wilayah
sebelah Utara, Dumai berbatasan dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis,
Sebelah Timur, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten
Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan
Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah Barat, Dumai berbatasan
dengan Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir.
Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan
suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.727.385 Km2 dan merupakan
kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Saat ini Dumai
dicanangkan sebagai kota yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional.Pada
era tahun 1930-an, Dumai merupakan suatu dusun nelayan kecil yang terdiri atas
beberapa rumah nelayan. Penduduknya bertambah ketika Jepang mendatangkan kaum
romusha (pekerja paksa jaman penjajahan Jepang) dari Jawa. Seiring perubahan
waktu, terjadi perubahan status Dumai sebagai berikut :
Tahun 1945 - 1959,
status Dumai tercatat sebagai desa.
Tahun 1959 - 1963,
Dumai masuk dalam wilayah Kecamatan Rupat.
Tahun 1963 - 1964,
Dumai berpisah dari Kecamatan Rupat dan berubah status menjadi kawedanan.
Berdasar PP No.8
Tahun 1979 tertanggal 11 April 1979, Dumai berubah status menjadi Kota
Administratif (merupakan kota administratif pertama di Sumatera dan ke-11 di
Indonesia) di bawah Kabupaten Daerah Tingkat (Dati) II Bengkalis.
Berdasar UU No.16
Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 50, tambahan
Lembaran Negara Nomor 3829), Dumai berubah status menjadi Kotamadya sehingga
menjadi Kotamadya Dati. II Dumai. Seiring perkembangan politik di Indonesia,
berdasar UU No. 22 Tahun 1999 maka Kotamadya Dumai berubah menjadi Kota Dumai.
Masa jabatan Walikota Dumai pertama dari tanggal 27 April 1999 sehingga tanggal
27 April dijadikan hari ulang tahun Kota Dumai.
JAKARTA, MEDIA INDONESIA – LEGENDA putri tujuh begitu dekat
dengan asal-muasal Kota Dumai, Propinsi Riau. Legenda itu berkembang secara
lisan di masyarakat Dumai. Bukti dari legenda itu adalah adanya makam Putri
Tujuh di dalam kompleks kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan (UP) II Dumai.
Konon pada zaman dahulu, berdiri sebuah kerajaan bernama
Seri Bunga Tanjung di daerah Dumai yang dipimpin seorang ratu bernama Cik Sima.
Ratu itu memiliki tujuh putri yang rupawan yang dikenal
dengan sebutan Putri Tujuh. Mayang Sari, merupakan anak bungsu dari Cik Sima
dan paling cantik di antara tujuh putrinya.
Kulitnya lembut diibaratkan sutra, wajahnya elok bagai bulan
purnama, bibirnya merah bak delima, dan alisnya bagai semut beriring. Rambutnya
yang panjang dan ikal digambarkan seperti terurai bagai mayang. Putri bungsu
itu juga dikenal dengan Mayang Mengurai.
Suatu ketika, tujuh putri itu dikisahkan sedang mandi di
Lubuk Sarang Umai. Kegiatan mereka tanpa disengaja dilihat oleh Pangeran Empang
Kuala. Sang pangeran begitu takjub dengan kecantikan Mayang Mengurai.
Saking terpesonanya, sang pangeran bergumam, ”Gadis cantik
di Lubuk Umai, cantik di Umai. Ya..ya.. Dumai, Dumai.” Penyebutan itulah yang
kemudian diyakini menjadi asal-muasal kata Dumai.
Pangeran yang kasmaran itu kemudian mengirim utusan ke
Kerajaan Seri Bunga Tanjung untuk meminang Putri Mayang Sari. Namun pinangan
tersebut ditolak oleh Ratu Cik Sima. Alasannya, sang pangeran hanya berhak
meminang putri tertua dari tujuh bersaudara itu. Sementara itu, putri paling
bungsu, yakni Mayang Sari hanya berhak dipinang bila keenam saudara tertuanya
sudah disunting.
Penolakan atas alasan adat tersebut membuat Pangeran Empang
Kuala murka. Ia pun mengerahkan pasukan untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga
Tanjung. Ratu Cik Sima pun tidak takut tantangan perang tersebut. Sebelum
berperang, ratu mengungsikan tujuh putrinya ke hutan di sebuah lubang tertutup
kayu dan berlapis tanah serta terlindungi pepohonan. Ratu juga membekali
putrinya makanan yang cukup untuk tiga bulan.
Perang yang berkecamuk membuat Ratu lupa dengan kondisi
anaknya. Setelah empat bulan perang dan berakhir damai, Ratu baru ingat dengan
tujuh putrinya. Sayangnya mereka didapati sudah meninggal di dalam lubang
persembu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar