085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di siak kami
kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal
diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan
keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor
lapangan futsal di bandung, kontraktor
lapangan futsal Surabaya, kontraktor
lapangan futsal Jakarta, kontraktor
lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan
futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan
futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar,
kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor
lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor
lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor
lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor
lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan
futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal
di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal
pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal
purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal
semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan salah satu
kesultanan terbesar di Provinsi Riau. Awalnya Riau merupakan provinsi yang
mencakup Riau (Daratan) danKepulauan Riau(Kepri). Tetapi sejak 24 September
2004, Provinsi Kepri ditetapkan sebagai daerah otonom di Provinsi Riau
denganditetapkannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2002 tentang pembentukan
Provinsi Kepri sebagai pemekaran Provinsi Riau (Pada 1 Juli 2004, secara resmi
Provinsi Kepri mengalami pemekaran danmenjadi provinsi ke 32 di
Indonesia.Kesultanan Siak Sri Indrapura kini berada diKabupaten Siak , Provinsi
Riau. Kabupaten ini meliputiwilayah seluas 8.233,57 km² dengan pusat
administrasi di Kota Siak Sri Indrapura. Daerah ini berada pada posisi
1º16‘30" LU dan 100º54‘21" 102º54‘21" 102º10‘59" BT dengan
batas-batas wilayahsebagai berikut : di sebelah Utara berbatasan
denganKabupaten Bengkalis; di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Kampar danPelalawan; di sebelah Barat berbatasan denganKota Pekanbaru; dan di
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan.Sebelum
menetap di daerah yang dinamakan Kabupaten Siak, Kesultanan Siak Sri Indrapura
beberapakali mengalami perpindahan pusat kekuasaan. Ketika pertama kali
didirikan, pusat pemerintahanKesultanan Siak Sri Indrapura berada di Buantan,
kemudian berpindah ke Mempura, SenapelanPekanbaru, kembali lagi ke Mempura, dan
ketika diperintah oleh Tengku Said Ismail bergelar SultanAssyaidis Syarif
Ismail Abdul Jalil Syarifuddin (1827-1864) pusat pemerintahan dipindahkan ke
kotaSiak Sri Indrapura dan akhirnya menetap di sana sampai pemerintahan Sultan
Siak Sri Indrapura yangterakhir, Tengku (Putera) Said Kasim II bergelar Sultan
Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul JalilSyarifuddin (1908-1946).Menurut
sejarahnya Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah kesultanan yang
didirikan olehRaja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah
(13-1746) pada 1723 (Norma Dewi et.al.,1999/2000:13). Raja Kecil merupakan
keturunan dari Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Sultan Johor)dan Encik Pung
(Norma Dewi et.al., 1999/2000:5). Disebutkan dalam
Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil)
Sultan Siak Pertama
(1985):“Maka Baginda (Raja Kecil) itu, adalah putera dari
pada Sulthan Mahmud Abdul JalilRa‘yat Syah, almarhum mangkat Dijulang Johor
dengan … Encik Pung binti Datuk Laksamana Johor … Maka Sulthan Mahmud Abdul
Jalil Ra‘yat Syah itu keturunan daripadaSultan mahmud Syah Malaka.- Setelah
Malaka kalah dari Alphonso Alburqueque (Portugis) pada tahun 1511 Masehi, maka
berpindahlah Raja Malaka ke Johor turun-temurun hinggasampai pada Sulthan
Mahmud yang tersebut”
Sebagai pewaris Kesultanan Johor , Raja Kecil tidak serta
merta langsung bisa menggantikan kedudukan sang ayah sebagai Sultan Johor.
Kesulitan ini terjadi karena sebelum Raja Kecildilahirkan, Sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah dibunuh oleh Megat Sri Rama pada 1699. Istri sangsultan, Encik Pung
yang sedang mengandung Raja Kecil, akhirnya dilarikan ke Singapura
(Temasik)kemudian keJambi.Dalam pelarian inilah, Raja Kecil lahir dan
dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sedangkan tahta Kesultanan Johor
diduduki oleh Datuk Bendahara Tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat
Shah.Setelah dewasa Raja Kecil menuntut haknya selaku pewaris tahta Kesultanan
Johor. Kesultanan Johor akhirnya diserang dan ditaklukkan pada 21 Maret 1717.
Raja Kecil akhirnya ditabalkan sebagai sultandi Kesultanan Johor dengan gelar
bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah.Akan tetapi pada 1722 terjadi
perebutan tahta antara Raja Kecil dengan Tengku Sulaiman yangmerupakan putera
dari Datuk Bendahara Tun Habib. Dalam upaya merebut tahta Kesultanan
Johor,Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan dari Bugis. Seperti
tertulis dalaHikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan
Siak Perta(1985), bangsawan Bugisyang membantu Tengku Sulaiman adalah Daeng
Relak alias Opu Tandriburung, putera ketiga dariRaja Negeri Luok (Bugis) yang
bernama Landu Salat. Dalam membantu Tengku Sulaiman, DaengRelak
mengikutsertakan kelima anaknya yang bernama Daeng Parani (Daeng Berani),
DaengMenambung, Daeng Merewah, Daeng Celak (Daeng Pulai), dan Daeng
Kemasi.Perebutan tahta Kesultanan Johor antara Raja Kecil dan Tengku Sulaiman
sebenarnya tidak pernah berakhir. Kedua belah kubu bisa dikatakan sama-sama
kuat. Akibat dari perebutan tahta ini, banyak korban yang diderita oleh kedua
belah pihak. Akhirnya kedua belah pihak membuat kesepakatan(perjanjian) untuk mengakhiri
konflik perebutan tahta. Seperti dikutip dalam
Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil)
Sultan Siak Pertama
(1985), kesepakatan tersebut berbunyi:
“Satu : Kerajaan Riau dibagi dua, yakni Pulau-pulau Riau,
Lingga, Negeri Johor serta NegeriPahang,menjadi Kerajaan Raja Suleman yang
ditabalkan dengan seruan:‘Sultan Suleman Badra‘ Alamsyah‘Dua : Siak serta
jajahan yang di pulau Sumatera dan pulau yang berhampiran mulai dariKarimun,
menjadi Kerajaan Siak, pulang kepada Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil
RakhmatSyah).
Tiga : Segala alat kebesaran seperti nobatdan lain-lainnya
pun dibagi dua, demikian juga orang-orang jadi jawatan adat-adat seperti suku
Bintang ada di Siak dan kerjanya memasangmeriam nobat, kepalanya bernama
Jenang, karena itu orang Bolang dinamakan BolangBiduanda”.Berdasarkan
kesepakatan inilah, kubu dari Tengku Sulaiman menyingkir ke Pahang, sedangkan
kubuRaja Kecil menyingkir ke Buantan. Buantan merupakan daerah pedalaman sungai
Siak yang terletak kurang lebih 10 km di hilir kota Siak Sri Indrapura
sekarang. Dari Buantan inilah pada 1723,Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan
oleh Raja Kecil sampai menjadi pusat penyebaran agamaIslam di Sumatera
Timur.Pemerintahan Raja Kecil ditandai dengan pembuatan landasan sistem pemerintahan,
militer, dansistem perekonomian untuk menentang monopoli Belanda dan Bugis.
Beliau juga mengarahkansistem pemerintahan untuk menjalin hubungan dengan luar
khususnya negeri Islam, seperti negeri-negeri Islam Minangkabau, Turki, Arab,
dan Mesir. Seperti disebutkan dalam buku
Sejarah Riau
(2004), untuk membangun kekuatan di bidang militer, Raja
Kecil memerintahkan kepada Datuk Laksmana Raja Di Laut untuk membangun armada
laut yang kuat. Perintah ini dilaksanakan olehLaksmana Raja Di Laut dengan
menjadikanBintansebagai tempat pembuatan kapal-kapal perang dimana persenjataan
kapal-kapal tersebut didatangkan dari negeri-negeri Islam. Sedang dalam bidang
perekonomian, Raja Kecil memanfaatkan Bandar Sabah Auh untuk melakukan hubungan
dagangdengan negeri pesisir timur Sumatera sampaiAcehdan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar