Sabtu, 13 Juni 2015

kontraktor lapangan futsal di siak



085227902020 kami kontraktor lapangan futsal di siak kami kontraktor lapangan futsal siap membantu pekerjaan pembuatan lapangan futsal diseluaruh wilayah di Indonesia dengan harga terjangkau dan menyuesuaikan keuangan anda. Kami siap melayani pembuatan lapangan futsal di kontraktor lapangan futsal di bandung, kontraktor lapangan futsal Surabaya, kontraktor lapangan futsal Jakarta, kontraktor lapangan futsal murah, kontraktor lapangan futsal medan, kontraktor lapangan futsal bandung, kontraktor lapangan utsal di Surabaya, kontraktor lapangan futsal di bali, kontraktor lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal Makassar, kontraktor lapangan futsal bali, kontraktor lapangan futsal Banjarmasin, kontraktor lapangan futsal di semarang, kontraktor lapangan futsal di Jakarta, kontraktor lapangan futsal di medan, kontraktor lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal di pekanbaru, biaya pembuatan lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal di jogja, pembuat lapangan futsal jogja, kontraktor lapangan futsal lampung, kontraktor lapangan futsal malang, kontraktor lapangan futsal di malang, pembuat lapangan futsal di Makassar, kontraktor lapangan futsal pekanbaru, kontraktor lapangan futsal Palembang, kontraktor lapangan futsal purwokerto, kontraktor lapangan futsal di padang, kontraktor lapangan futsal semarang, kontraktor lapangan futsal samarinda
Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan salah satu kesultanan terbesar di Provinsi Riau. Awalnya Riau merupakan provinsi yang mencakup Riau (Daratan) danKepulauan Riau(Kepri). Tetapi sejak 24 September 2004, Provinsi Kepri ditetapkan sebagai daerah otonom di Provinsi Riau denganditetapkannya Undang-Undang No. 25 Tahun 2002 tentang pembentukan Provinsi Kepri sebagai pemekaran Provinsi Riau (Pada 1 Juli 2004, secara resmi Provinsi Kepri mengalami pemekaran danmenjadi provinsi ke 32 di Indonesia.Kesultanan Siak Sri Indrapura kini berada diKabupaten Siak , Provinsi Riau. Kabupaten ini meliputiwilayah seluas 8.233,57 km² dengan pusat administrasi di Kota Siak Sri Indrapura. Daerah ini berada pada posisi 1º16‘30" LU dan 100º54‘21" 102º54‘21" 102º10‘59" BT dengan batas-batas wilayahsebagai berikut : di sebelah Utara berbatasan denganKabupaten Bengkalis; di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar danPelalawan; di sebelah Barat berbatasan denganKota Pekanbaru; dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan.Sebelum menetap di daerah yang dinamakan Kabupaten Siak, Kesultanan Siak Sri Indrapura beberapakali mengalami perpindahan pusat kekuasaan. Ketika pertama kali didirikan, pusat pemerintahanKesultanan Siak Sri Indrapura berada di Buantan, kemudian berpindah ke Mempura, SenapelanPekanbaru, kembali lagi ke Mempura, dan ketika diperintah oleh Tengku Said Ismail bergelar SultanAssyaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Syarifuddin (1827-1864) pusat pemerintahan dipindahkan ke kotaSiak Sri Indrapura dan akhirnya menetap di sana sampai pemerintahan Sultan Siak Sri Indrapura yangterakhir, Tengku (Putera) Said Kasim II bergelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul JalilSyarifuddin (1908-1946).Menurut sejarahnya Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah kesultanan yang didirikan olehRaja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah (13-1746) pada 1723 (Norma Dewi et.al.,1999/2000:13). Raja Kecil merupakan keturunan dari Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Sultan Johor)dan Encik Pung (Norma Dewi et.al., 1999/2000:5). Disebutkan dalam
Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Pertama
(1985):“Maka Baginda (Raja Kecil) itu, adalah putera dari pada Sulthan Mahmud Abdul JalilRa‘yat Syah, almarhum mangkat Dijulang Johor dengan … Encik Pung binti Datuk Laksamana Johor … Maka Sulthan Mahmud Abdul Jalil Ra‘yat Syah itu keturunan daripadaSultan mahmud Syah Malaka.- Setelah Malaka kalah dari Alphonso Alburqueque (Portugis) pada tahun 1511 Masehi, maka berpindahlah Raja Malaka ke Johor turun-temurun hinggasampai pada Sulthan Mahmud yang tersebut”
Sebagai pewaris Kesultanan Johor , Raja Kecil tidak serta merta langsung bisa menggantikan kedudukan sang ayah sebagai Sultan Johor. Kesulitan ini terjadi karena sebelum Raja Kecildilahirkan, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dibunuh oleh Megat Sri Rama pada 1699. Istri sangsultan, Encik Pung yang sedang mengandung Raja Kecil, akhirnya dilarikan ke Singapura (Temasik)kemudian keJambi.Dalam pelarian inilah, Raja Kecil lahir dan dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sedangkan tahta Kesultanan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara Tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Shah.Setelah dewasa Raja Kecil menuntut haknya selaku pewaris tahta Kesultanan Johor. Kesultanan Johor akhirnya diserang dan ditaklukkan pada 21 Maret 1717. Raja Kecil akhirnya ditabalkan sebagai sultandi Kesultanan Johor dengan gelar bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah.Akan tetapi pada 1722 terjadi perebutan tahta antara Raja Kecil dengan Tengku Sulaiman yangmerupakan putera dari Datuk Bendahara Tun Habib. Dalam upaya merebut tahta Kesultanan Johor,Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan dari Bugis. Seperti tertulis dalaHikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Perta(1985), bangsawan Bugisyang membantu Tengku Sulaiman adalah Daeng Relak alias Opu Tandriburung, putera ketiga dariRaja Negeri Luok (Bugis) yang bernama Landu Salat. Dalam membantu Tengku Sulaiman, DaengRelak mengikutsertakan kelima anaknya yang bernama Daeng Parani (Daeng Berani), DaengMenambung, Daeng Merewah, Daeng Celak (Daeng Pulai), dan Daeng Kemasi.Perebutan tahta Kesultanan Johor antara Raja Kecil dan Tengku Sulaiman sebenarnya tidak pernah berakhir. Kedua belah kubu bisa dikatakan sama-sama kuat. Akibat dari perebutan tahta ini, banyak korban yang diderita oleh kedua belah pihak. Akhirnya kedua belah pihak membuat kesepakatan(perjanjian) untuk mengakhiri konflik perebutan tahta. Seperti dikutip dalam
Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Pertama
(1985), kesepakatan tersebut berbunyi:

“Satu : Kerajaan Riau dibagi dua, yakni Pulau-pulau Riau, Lingga, Negeri Johor serta NegeriPahang,menjadi Kerajaan Raja Suleman yang ditabalkan dengan seruan:‘Sultan Suleman Badra‘ Alamsyah‘Dua : Siak serta jajahan yang di pulau Sumatera dan pulau yang berhampiran mulai dariKarimun, menjadi Kerajaan Siak, pulang kepada Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil RakhmatSyah).
Tiga : Segala alat kebesaran seperti nobatdan lain-lainnya pun dibagi dua, demikian juga orang-orang jadi jawatan adat-adat seperti suku Bintang ada di Siak dan kerjanya memasangmeriam nobat, kepalanya bernama Jenang, karena itu orang Bolang dinamakan BolangBiduanda”.Berdasarkan kesepakatan inilah, kubu dari Tengku Sulaiman menyingkir ke Pahang, sedangkan kubuRaja Kecil menyingkir ke Buantan. Buantan merupakan daerah pedalaman sungai Siak yang terletak kurang lebih 10 km di hilir kota Siak Sri Indrapura sekarang. Dari Buantan inilah pada 1723,Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Raja Kecil sampai menjadi pusat penyebaran agamaIslam di Sumatera Timur.Pemerintahan Raja Kecil ditandai dengan pembuatan landasan sistem pemerintahan, militer, dansistem perekonomian untuk menentang monopoli Belanda dan Bugis. Beliau juga mengarahkansistem pemerintahan untuk menjalin hubungan dengan luar khususnya negeri Islam, seperti negeri-negeri Islam Minangkabau, Turki, Arab, dan Mesir. Seperti disebutkan dalam buku
Sejarah Riau
(2004), untuk membangun kekuatan di bidang militer, Raja Kecil memerintahkan kepada Datuk Laksmana Raja Di Laut untuk membangun armada laut yang kuat. Perintah ini dilaksanakan olehLaksmana Raja Di Laut dengan menjadikanBintansebagai tempat pembuatan kapal-kapal perang dimana persenjataan kapal-kapal tersebut didatangkan dari negeri-negeri Islam. Sedang dalam bidang perekonomian, Raja Kecil memanfaatkan Bandar Sabah Auh untuk melakukan hubungan dagangdengan negeri pesisir timur Sumatera sampaiAcehdan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar